Istisqa` adalah meminta air, maksudnya adalah shalat dalam rangka memohon hujan kepada Allah ketika terjadi kekeringan dan kemarau panjang.
Pada saat kemarau panjang, kaum muslimin keluar ke mushalla (tanah lapang), boleh juga ke masjid, untuk melaksanakan shalat dua rakaat dengan berjamaah tetapi tanpa adzan dan iqamat, dengan bacaan jahr dan khutbah sebelum atau sesudahnya.
Dari Ibnu Abbas berkata, “Nabi saw keluar dalam keadaan bertawadhu’, berpakaian sederhana, menampakkan kekhusu’an, tenang tidak terburu-buru dan merendahkan diri, lalu beliau shalat dua rakaat sebagaimana beliau shalat di Hari Raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbah kalian ini.” Diriwayatkan oleh Ashabus Sunan dan Ahmad.
Dari Aisyah berkata, “Orang-orang mengadukan tertahannya hujan kepada Rasulullah saw, maka beliau memerintahkan agar mimbar diletakkan di mushalla, beliau menetapkan hari untuk mereka, kemudian beliau keluar manakala matahari mulai naik, beliau naik mimbar, bertakbir dan bertahmid, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya kalian mengeluhkan kekeringan yang melanda negeri kalian, Allah Ta'ala telah memerintahkan kalian agar berdoa kepadaNya dan Dia berjanji akan menjawabnya.’ Kemudian beliau bersabda,
الحَمْدُ لله رَبِّ العَالَمِينَ الرَحْمنِ الرَحِيْمِ مَا لِكِ يَوْمِ الدِينِ لاإِلهَ إلا الله يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ اللهُمَّ أَنْتَ الله لاإلهَ إلا أنتَ أَنْتَ الغَنِيُّ وَنَحْنُ الفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلَيْنَا الغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً لَنَا وَبَلاغًا إِلَى حِيْنٍ
‘Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Penguasa hari pembalasan, tidak ada Tuhan yang haq selain Allah, melakukan apa yang Dia kehendaki, ya Allah Engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan yang haq selain Engkau, Engkau Maha Kaya sementara kami orang-orang miskin. Turunkanlah hujan dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan bagi kami dan bekal sampai waktu tertentu.’
Aisyah berkata, “Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, beliau terus demikian sampai terlihat ketiaknya yang putih, kemudian beliau menghadapkan punggungnya kepada orang-orang, membalik pakaiannya sambil tetap mengangkat kedua tangannya, kemudian menghadap kepada hadirin dan turun lalu shalat dua rakaat. Maka Allah mengirimkan awan, ia bergemuruh dan berkelebat kemudian hujan pun turun.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Doa tanpa shalat
Dari Anas bahwa seorang laki-laki masuk masjid di hari Jum’at sementara Rasulullah saw sedang berdiri berkhutbah, laki-laki itu berkata, “Ya Rasulullah, harta-harta binasa dan jalan-jalan terputus, berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.” Beliau mengucapkannya tiga kali.
Anas berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat awan atau mendung apa pun, di antara kami dengan bukit Sala’ tidak ada rumah atau perkampungan, tiba-tiba muncul awan seperti tameng dari baliknya, ia naik dan menyebar kemudian hujan pun turun. Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama seminggu. Kemudian laki-laki itu masuk dari pintu pertama kali dia masuk di hari Jum’at berikutnya sementara Rasulullah saw sedang berkhutbah, dia berkata, ‘Ya Rasulullah, harta-harta binasa dan jalan-jalan terputus, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya.’ Maka Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya, beliau bersabda, ‘Ya Allah, jadikanlah hujan sebagai rahmat bukan adzab. Ya Allah, turunkanlah ia di atas bukit, di atas gunung, di perut lembah dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.’ Anas berkata, “Maka hujan berhenti dan kami berjalan di bawah matahari.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Wallahu a’lam.
(Izzudin Karimi)
Aisyah berkata, “Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, beliau terus demikian sampai terlihat ketiaknya yang putih, kemudian beliau menghadapkan punggungnya kepada orang-orang, membalik pakaiannya sambil tetap mengangkat kedua tangannya, kemudian menghadap kepada hadirin dan turun lalu shalat dua rakaat. Maka Allah mengirimkan awan, ia bergemuruh dan berkelebat kemudian hujan pun turun.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Doa tanpa shalat
Dari Anas bahwa seorang laki-laki masuk masjid di hari Jum’at sementara Rasulullah saw sedang berdiri berkhutbah, laki-laki itu berkata, “Ya Rasulullah, harta-harta binasa dan jalan-jalan terputus, berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.” Beliau mengucapkannya tiga kali.
Anas berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat awan atau mendung apa pun, di antara kami dengan bukit Sala’ tidak ada rumah atau perkampungan, tiba-tiba muncul awan seperti tameng dari baliknya, ia naik dan menyebar kemudian hujan pun turun. Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama seminggu. Kemudian laki-laki itu masuk dari pintu pertama kali dia masuk di hari Jum’at berikutnya sementara Rasulullah saw sedang berkhutbah, dia berkata, ‘Ya Rasulullah, harta-harta binasa dan jalan-jalan terputus, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya.’ Maka Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya, beliau bersabda, ‘Ya Allah, jadikanlah hujan sebagai rahmat bukan adzab. Ya Allah, turunkanlah ia di atas bukit, di atas gunung, di perut lembah dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.’ Anas berkata, “Maka hujan berhenti dan kami berjalan di bawah matahari.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar